Blogger Widgets

Kamis, 05 Juni 2014

Tugas 9 : Teori Seni Rupa tentang “Seni Rupa dalam Kurikulum 2013” tanggal 21 April 2014


Dosen Pengampu Mata Kuliah:
Drs. Jajang Suryana, M.Si
Disusun Oleh:
Nama                                 : Ni Gusti Ayu Kade Sari Astuti
NIM                                   : 1111031205
Semester/Kelas                  : VI/E       
Jurusan                             : PGSD 

  

RESUME PERKULIAHAN KE-8 TENTANG MATA PELAJARAN SENI RUPA (yang termasuk ke dalam SBdP) DALAM KURIKULUM 2013


Kali ini  merupakan perkuliahaan seni rupa saya pertemuan ke-8. Seperti biasa, perkuliahan pendidikan seni rupa diadakan hari senin, yang dimulai tepat pukul 15.30 WITA yang bertempat di kampus bawah, tepatnya DKV Ruang Seni Rupa. Dalam pertemuan ke-8  ini, kita akan membahas bagaimana keberadaan seni rupa (termasuk dalam mata pelajaran SBdP) dalam kurikulum 2013. Perkuliahan kali ini dilakukan dengan diskusi kelompok, bukan praktek seni, meskipun begitu, saya tetap senang mengikutiny.  Berikut hasil resume saya mengenai perkuliahan Seni Rupa perkuliahan ke-8 tentang mata pelajaran seni seni rupa (yang termasuk ke dalam SBdP) dalam kurikulum 2013.

A.      Apa itu Kurikulum dan Bagaimana Kurikulum 2013

Kurikulum adalah pedoman atau seperangkat rencana dan pengaturan baik mengenai isi, bahan kajian, cara penyampaian maupun penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Nah, kurikulum yang kita gunakan baru-baru ini adalah kurikulum 2013.  Dalam pembelajaran meggunakan kurikulum 2013 ini tidak lagi dibelajarkan mata pelajaran secara satu per satu, tetapi sudah menggunakan pendekatan tematik, yakni memadukan beberapa pembelajaran ke dalam sebuah tema. Jadi yang nampak adalah tema, bukan mata pelajarannya.
Dan berikut tawaran yang diberikan untuk masing-masing pelajaran dalam kurikulum 2013, yang nantinya dimasukkan dalam masing-masing tema pelajaran.


Kelompok
A
Kelas
I
II
III
IV
V
VI
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
4
4
4
4
4
4
Pendidikan Pancasila dan KWn
5
5
6
4
4
4
Bahasa Indonesia
8
9
10
7
7
7
Matematika
5
6
6
6
6
6
IPA
-
-
-
3
3
3
IPS
-
-
-
3
3
3

Kelompok
B
Kelas
Seni Budaya dan Prakarya
4
4
4
5
5
5
PJOK
4
4
4
4
4
4
Jumlah
30
32
34
36
36
36

Jadi terlihat dai data di atas, ada 8 mata pelajaran pokok yang harus diterima oleh anak usia SD, dan seni rupa (yang masuk ke mata pelajaran SBdP)  didapat dari jenjang kelas I sampai kelas VI. Dan ke-8 mata pelajaran tersebut di atas harus dibelajarkan dalam tema-tema bukan per setiap mata pelajarannya.

B.    Bagaimana pembelajaran Seni (Seni Rupa) dalam Kurikulum 2013

Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan bukan tujuan pendidikan.
Setiap guru SD perlu mengenal latar belakang anak didiknya, khususnya landasan teori tentang dunia kesenirupaan anak yang telah dikembangkan, agar ia dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Anak Sekolah Dasar (SD) berusia sekitar 6 - 12 tahun. Berdasarkan teori tahap-tahap perkembangan menggambar/seni rupa secara garis besar dapat dibedakan dua tahap karakteristik, yaitu kelas I sampai dengan kelas III ditandai dengan kuatnya daya fantasi-imajinasi, sedangkan kelas IV sampai dengan kelas VI ditandai dengan mulai berfungsinya kekuatan rasio. Perbedaan kedua karakteristik ini tampak pada gambar-gambar (karya dua dimensi) atau model, patung dan perwujudan karya tiga dimensi lainnya.
Ada dua cara untuk memahami perkembangan seni rupa anak-anak. yaitu:
1)      Mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan senirupa anak menurut para ahli.
2)      Mengkaji karya anak secara langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan karya anak berdasarkan rentang usia yang relevan dengan teori yang telah kita pelajari. Melalui kegiatan ini, diharapkan kita bisa memahami perkembangan seni rupa anak secara komprehensif.
Dalam psikologi perkembangan dinyatakan rentang kehidupan manusia khususnya anak ada yang disebut masa keemasan yang dikenal dengan masa peka. Pada masa peka atau keemasan ini anak harus diberi kesempatan agar potensi yang dimilikinya berfungsi secara maksimal. Masa peka tiap orang berbeda-beda. Secara umum, masa peka menggambar ada pada masa lima tahun, sedangkan masa peka perkembangan ingatan logis pada umur 12 dan 13 tahun.
Selanjutnya, untuk terciptanya kesempatan bagi siswa agar dapat melakukan ekspresi kreatif, maka guru perlu melakukan kegiatan berupa:
1) Memberi perangsang (stimulasi) kepada siswa
2) Guru dapat mempertajam imajinasi dan memperkuat emosi siswa dengan
     menggunakan metode pertanyaan.
Kemampuan siswa kelas rendah dalam membuat gambar tampak lebih spontan dan kreatif dibandingkan dengan siswa kelas tinggi. Hal ini terjadi karena semakin tinggi usia anak, maka kemampuan rasionya semakin berkembang sehingga dapat berpikir kritis. Kondisi ini akan mempengaruhi anak dalam hal spontanitas dan kreatifitas karya. Bila rasionya sudah berfungsi dengan baik, maka dalam membuat karya seni, misalnya menggambar, mereka selalu mempertimbangkan objek gambar secara rasional; bentuk yang baik, proporsi yang tepat, penggunaan warna yang cocok sesuai dengan benda yang dilihatnya.
Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus dilakukan dengan cara yang benar dan bersungguh-sungguh sesuai dengan tujuan dari pembelajaran.
       Dalam kurikulum yang baru sekarang ini, yakni kurikulum 2013,  pembelajaran tidak hanya mengarahkan anak untuk peningkatan ranah pengetahuannya saja, namun lebih menekankan pada peningkatan kualitas aspek sikap dan keterampilan peserta didik. Dengan seni rupa akan sangat membantu membantu anak-anak untuk meningkatkan kualitas keterampilan dan sikapnya, anak-anak akan selalu berusaha menjaga sikap mereka ketika berhadapan dengan teman-temannya.
Kurikulum 2013 yang baru-baru ini kita gunakan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik dari kelas I  sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif  merupakan pendekatan pembelajaran  yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam  berbagai tema. Sehingga yang kita pelari bukan mata pelajarannya secara menyendiri tetapi, tema-tema pembelajaran yang dalam satu tema pembelajaran dapat memadukan berbagai mata pelajaran.
Dalam kurikulum 2013 ini yang paling menonjol dan beda dari kurikulum sebelumnya adalah adanya KI (Kompetensu Inti), yakni dari KI1 sampai KI4. Dimana kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh pada tiap tema pelajaran.
Dalam kurikulum 2013 ini, mata pelajaran seni (yang termasuk di dalamnya seni rupa) merupakan suaru mata pelajaran yang wajib di dapatkan oleh anak SD. Mata pembelajaran seni rupa di dapat oleh semua jenjang kelas untuk anak usia SD, dari SD kelas I sampai SD kelas VI mendapat mata pembelajaran seni yang diselipkan dalam tiap-tiap tema pembelajaran. Mata pembelajaran seni rupa ini bisa dipadukan dengan mata-mata pelajaran lain, seperti mtematika, bahasa Indonesia, PJOK, bahkan PPKn, tentu dalam penggabungannya harus melihat koterkaitan dari masing-masing Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran tersebut.  
Maka dari itu, kita sebagai guru SD sudah kewajiban kita untuk paham terhadap pembelajaran seni rupa, karena pembelajaran seni rupa ini, mau tidak mau harus kita ajarkan kepada anak didik kita nantinya. Dengan kita paham akan apa itu seni rupa dan teknik-teknik seni rupa akan menjadikan kita lebih mudah dalam menngajar yang nantinya dapat bermanfaat bagi anak didik kita.
Dan yang terpenting yang perlu kita ingat adalah Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan bukan tujuan pendidikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar